A. Latar Pemikiran
Membicarakan sejarah merupakan topik menarik untuk selalu dan terus diungkapkan serta di perdebatkan. Disebut menarik diungkapkan karena selalu saja memberikan pengetahuan baru terkait fenomena yang akan maupun telah terjadi, sementara sejarah menarik untuk diperdebatkan karena selalu saja dalam pengungkapannya memunculkan berbagai perbedaan pandangan terhadap sebuah kejadian. Ditengah pengungkapan fakta – fakta sejarah pun tidak sedikit kita temukan berbagai informasi yang terkadang kebenarannya sangat diragukan, sebab dalam penulisan sebuah sejarah biasanya semua orang memiliki otoritas memasukkan informasi sesuai dengan apa yang diinginkan, disamping perbedaan persepsi yang bersifat subyektif dalam merekonstruksi fakta sejarah. Bila tidak hati – hati bisa jadi yang kita ungkapkan tentang sejarah bukan fakta obyektif kejadian sejarah itu sendiri, namun persepsi kita terhadap kejadian sejarah dalam bentuk rekonstruksi ulang terhadap fakta – fakta sejarah tersebut. Untuk itulah dalam menyikapi beberapa teks yang berkaitan dengan penulisan sejarah perlu dilakukan pengkajian serta penelitian secara mendalam, agar semua ungkapan didalam teks sejarah tersebut terhindar dari kekeliruan.
Secara umum orang memberikan pengertian tentang sejarah adalah merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada masa lalu berupa keterangan - keterangan. Peristiwa – peristiwa tersebut diungkapkan dengan cara dan gaya yang berbeda – beda, ada yang menyusunnya secara kronologis, dimana peristiwa tersebut dipahami secara berurutan, Ada juga yang menyusunnya berdasarkan temuan – temuan yang dianggap penting untuk di ungkapkan, dimana orientasi penyusunannya berdasarkan masalah – masalah penting. Dalam pengertiannya yang lebih berkembang banyak dari berbagai kalangan ingin menempatkan sejarah tidak lagi hanya dipahami sebagai urutan fakta – fakta, namun harus bisa di maknai sebagai sesuatu yang dinamis dan hidup, memberikan pandangan masa depan serta melakukan koreksi evaluatif terhadap masa lalu. Perbedaan cara mengungkapkan sejarah inilah menjadi salah satu pembeda ketajaman dalam mengungkapkan serta menuliskan sejarah. Disamping cara pengungkapan juga penulisan sejarah tidak bisa terlepas dari penilaian subyektif penulis. Kondisi psikologis, perasaan sampai pada kualitas diri saat menulis sejarah menjadi factor tersendiri mempengaruhi kualitas penulisan sejarah.
HMI sebagai organisasi kader sekaligus perjuangan tentunya memiliki proses panjang kesejarahannya. Peristiwa perjuangan ditengah awal kelahiran sampai keberadaannya saat ini adalah menjadi bukti bahwa HMI telah melalui sebuah perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Ditengah perjalanannya tersebut pasti terdapat beragam dinamika, baik terjadi diantara kader sendiri yang mempengaruhi perubahan internal HMI, maupun HMI sebagai institusi berinteraksi dengan lingkungan diluarnya. Melihat berbagai sudut pandang dari proses kesejarahan HMI selama ini, selalu memunculkan beragam penafsiran dalam penulisan sejarah HMI. Ada yang melihat sejarah HMI lebih dominan pada peran – peran politik, dengan mengaitkan perjalanan HMI ditengah perubahan politik Indonesia. Ada juga menceritakan sejarah HMI lebih pada sisi perkembangan pemikiran yang terjadi di internal organisasi. Atau lebih khusus lagi ada juga yang menempatkan kesejarahan HMI hanya pada satu peristiwa khusus saja, dimana peristiwa tersebut dianggap sebagai dinamika terpenting dalam perjalanan organisasi.
Mengungkapkan sejarah HMI yang paling dominan saat ini adalah menjadikan periodisasi politik Indonesia sebagai latar dalam menceritakan berbagai dinamika organisasi. Mulai dari orde lama, orde baru sampai reformasi saat ini. Hal ini masing - masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya selalu menempatkan kehadiran HMI dalam berbagai situasi perubahan politik Nasional, meskipun dalam hal ini peran HMI direduksi lagi menjadi peran para tokoh – tokoh alumni HMI, sementara kader maupun alumni HMI yang tidak masuk dalam lingkaran kekuasaan tidak terlalu banyak diungkapkan. Kelemahannya memunculkan anggapan bahwa kehadiran HMI menjadi akibat dari perkembangan periodesasi politik tersebut, fakta – fakta bahwa HMI memiliki garis kesejarahan yang independent, bebas berinteraksi terhadap berbagai dinamika perubahan diluarnya seolah tidak begitu lugas diungkapkan. Disamping latar dinamika politik, ada juga cara mengungkapkan latar kesejarahan HMI pada sisi dinamika pemikiran, perkembangan organisasi maupun lainnya, namun masih sangat minim kita temukan.
Symposium sejarah HMI kali ini adalah sebagai forum untuk melihat sejarah HMI dari berbagai sudut pandang, mulai dari peran dinamika sosial politik, dinamika diantara gerakan mahasiswa, posisi ditengan umat islam, perkembangan pemikiran keislaman, dinamika perkaderan internal, sampai pengungkapan sejarah lokal masing – masing cabang HMI. Menghadirkan berbagai sudut pandang kesejarahan HMI menjadi penting, sebagaimana diungkapkan Ibnu Khaldun dalam muqaddimah memahami hakikat sejarah, terkandung pengertian observasi dan usaha mencari kebenaran ( tahqiq), keterangan yang mendalam tentang sebab dan asal benda wujudi, serta pengertian dan pengetahuan tentang substansi, essensi, dan sebab – sebab terjadinya peristiwa. Tepat bila kesejarahan HMI senada dengan ungkapan ini yaitu dalam rangka mencari kebenaran dengan selalu memahami masa lalu secara kritis agar memiliki pegangan dan pedoman menjalani masa depan.
B. Bentuk KegiatanSecara umum orang memberikan pengertian tentang sejarah adalah merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada masa lalu berupa keterangan - keterangan. Peristiwa – peristiwa tersebut diungkapkan dengan cara dan gaya yang berbeda – beda, ada yang menyusunnya secara kronologis, dimana peristiwa tersebut dipahami secara berurutan, Ada juga yang menyusunnya berdasarkan temuan – temuan yang dianggap penting untuk di ungkapkan, dimana orientasi penyusunannya berdasarkan masalah – masalah penting. Dalam pengertiannya yang lebih berkembang banyak dari berbagai kalangan ingin menempatkan sejarah tidak lagi hanya dipahami sebagai urutan fakta – fakta, namun harus bisa di maknai sebagai sesuatu yang dinamis dan hidup, memberikan pandangan masa depan serta melakukan koreksi evaluatif terhadap masa lalu. Perbedaan cara mengungkapkan sejarah inilah menjadi salah satu pembeda ketajaman dalam mengungkapkan serta menuliskan sejarah. Disamping cara pengungkapan juga penulisan sejarah tidak bisa terlepas dari penilaian subyektif penulis. Kondisi psikologis, perasaan sampai pada kualitas diri saat menulis sejarah menjadi factor tersendiri mempengaruhi kualitas penulisan sejarah.
HMI sebagai organisasi kader sekaligus perjuangan tentunya memiliki proses panjang kesejarahannya. Peristiwa perjuangan ditengah awal kelahiran sampai keberadaannya saat ini adalah menjadi bukti bahwa HMI telah melalui sebuah perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Ditengah perjalanannya tersebut pasti terdapat beragam dinamika, baik terjadi diantara kader sendiri yang mempengaruhi perubahan internal HMI, maupun HMI sebagai institusi berinteraksi dengan lingkungan diluarnya. Melihat berbagai sudut pandang dari proses kesejarahan HMI selama ini, selalu memunculkan beragam penafsiran dalam penulisan sejarah HMI. Ada yang melihat sejarah HMI lebih dominan pada peran – peran politik, dengan mengaitkan perjalanan HMI ditengah perubahan politik Indonesia. Ada juga menceritakan sejarah HMI lebih pada sisi perkembangan pemikiran yang terjadi di internal organisasi. Atau lebih khusus lagi ada juga yang menempatkan kesejarahan HMI hanya pada satu peristiwa khusus saja, dimana peristiwa tersebut dianggap sebagai dinamika terpenting dalam perjalanan organisasi.
Mengungkapkan sejarah HMI yang paling dominan saat ini adalah menjadikan periodisasi politik Indonesia sebagai latar dalam menceritakan berbagai dinamika organisasi. Mulai dari orde lama, orde baru sampai reformasi saat ini. Hal ini masing - masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya selalu menempatkan kehadiran HMI dalam berbagai situasi perubahan politik Nasional, meskipun dalam hal ini peran HMI direduksi lagi menjadi peran para tokoh – tokoh alumni HMI, sementara kader maupun alumni HMI yang tidak masuk dalam lingkaran kekuasaan tidak terlalu banyak diungkapkan. Kelemahannya memunculkan anggapan bahwa kehadiran HMI menjadi akibat dari perkembangan periodesasi politik tersebut, fakta – fakta bahwa HMI memiliki garis kesejarahan yang independent, bebas berinteraksi terhadap berbagai dinamika perubahan diluarnya seolah tidak begitu lugas diungkapkan. Disamping latar dinamika politik, ada juga cara mengungkapkan latar kesejarahan HMI pada sisi dinamika pemikiran, perkembangan organisasi maupun lainnya, namun masih sangat minim kita temukan.
Symposium sejarah HMI kali ini adalah sebagai forum untuk melihat sejarah HMI dari berbagai sudut pandang, mulai dari peran dinamika sosial politik, dinamika diantara gerakan mahasiswa, posisi ditengan umat islam, perkembangan pemikiran keislaman, dinamika perkaderan internal, sampai pengungkapan sejarah lokal masing – masing cabang HMI. Menghadirkan berbagai sudut pandang kesejarahan HMI menjadi penting, sebagaimana diungkapkan Ibnu Khaldun dalam muqaddimah memahami hakikat sejarah, terkandung pengertian observasi dan usaha mencari kebenaran ( tahqiq), keterangan yang mendalam tentang sebab dan asal benda wujudi, serta pengertian dan pengetahuan tentang substansi, essensi, dan sebab – sebab terjadinya peristiwa. Tepat bila kesejarahan HMI senada dengan ungkapan ini yaitu dalam rangka mencari kebenaran dengan selalu memahami masa lalu secara kritis agar memiliki pegangan dan pedoman menjalani masa depan.
o Diskusi Panel interaktif
o Pembahasan dalam bentuk komisi – komisi kerja
o Presentasi makalah sejarah lokal HMI di sampaikan HMI cabang masing – masing
C. Waktu dan tempat pelaksanaan
Aula MAN MODEL Makassar, Kamis – Ahad / 01-04 Mei 2007
D. Peserta
Peserta symposium adalah kader HMI yang merupakan delegasi dari cabang HMI se-Indonesia, dimana peserta yang didelegasikan minimal memiliki pengetahuan serta penguasaan terhadap sejarah HMI.
E. Instruksi Umum
Seluruh peserta delegasi cabang sebelum mengikuti forum sebisa mungkin sudah menentukan focus pilihan pada salah satu komisi kerja
a. Sebisa mungkin peserta sudah membuat kerangka gagasan
b. Setelah selesai forum symposium akan dibentuk Team kerja yang diberi mandate untuk menyusun sejarah HMI
F. Instruksi Khusus
a. Dimasing – masing cabang diharuskan menyusun sejarah cabangnya. Dari hasil penyusunan akan diberi kesempatan untuk mempresentasikan dalam forum symposium.
b. Muatan secara garis besar penyusunan sejarah local di masing – masing cabang meliputi :
1. Latar belakang pendirian
2. Dinamika Internal Cabang
3. Dinamika pemikiran
4. Situasi perguruan tinggi dan kemahasiswaan (dinamika gerakan mahasiswa )
5. Dinamika perkaderan
6. Perkembangan Jaringan
G. Penanggung jawab dan Pelaksana
HMI Cabang Makassar sebagai penanggung jawab serta HMI cabang Makassar sebagai pelaksana kegiatan symposium sejarah
H. Konstribusi Peserta
- Rp. 50.000,- / Orang
I. Penutup
Demikian TOR simposium sejarah HMI disusun dalam rangka melakukan rekonstruksi kembali perjalanan HMI ditengah arus sejarah dari berbagai perspektif. Semoga kegiatan ini dapat berjalan lancar serta lebih penting lagi dinilai sebagai ibadah disisi Allah Swt dalam rangka mencari kebenaran. Amien
Billahi Taufiq Wal Hidayah
Assalamu Alaikum. Wr.Wb
Makassar, 05 Rabiul Awal 1429 H
13 Maret 2008 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar